Tampilkan postingan dengan label tasawuf. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tasawuf. Tampilkan semua postingan

ADAB, ETIKA,KHULUQ

 SEORANG YANG BERUSIA MATANG HENDAKNYA BELAJAR TASAWUF


syeh abdul qodir al jaelani 

Sebagai seorang tokoh sufi yang sangat terkenal, banyak pikiran yang dikemukakan dan dikembangkan oleh Abdul Qadir Al-Jailani, antara lain sebagai berikut.

  1. Tasawuf adalah kebeningan jiwa dan bersih dari hawa nafsu, hubung an yang harmonis dengan Allah Swt., berakhlak mulia kepada sesama manusia, dan harus sesuai dengan Al-Qur'an dan sunah tanpa harus ditambah atau dikurangi. Dalam Al-Ghaniyah, Abdul Qadir Al-Jailani menganjurkan setiap mukmin untuk ber-ittiba (mengi kuti) ahlus Sunnah wa al-jamaah.
  2. Dalam Al-Ghaniyah, Abdul Qadir Al-Jailani menganjurkan setiap mukmin untuk ber-ittiba (mengi kuti) ahlus Sunnah wa al-jamaah. Kata beliau, “Sunah berarti apa saja yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Sedangkan Al-Jamaah ber arti apa saja yang disepakati oleh Al-Khulafa ar-Rasyidin. Kita juga boleh mengikuti para sahabat Rasulullah Saw. Lainnya, seperti Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Aisyah, dan semuanya sesuai dengan sabda Rasulullah Saw., “Sahabat-sahabatku laksana bintang, dan siapa saja di antara mereka yang kalian ikuti, niscaya kalian akan mendapat petunjuk.”



ADAB

ADAB BERSAMA ALLAH SWT.

Adab bersama Allah Swt. antara lain sebagai berikut.

  1.  Menjaga muamalah bersama-Nya, agar tidak ternoda oleh berbagai kekurangan dan kotoran batin.
  2.  Menjaga hati agar tidak berpaling kepada selain-Nya.
  3.  Menjaga kehendak agar tidak bergantung kepada sesuatu yang dibenci Allah.

ADAB BERSAMA RASULULLAH SAW.

Adab bersama Rasulullah Saw. Antara lain sebagai berikut.

  1. Tidak mendahului beliau da lam masalah perintah dan la rangan, baik perkataan maupun perbuatan.
  2. Tidak mengeraskan suara di atas suara beliau, karena hal itu bisa menggugurkan (pahala/diterima nya) suatu amalan.
  3. Tidak memanggil beliau seperti memanggil temannya.
  4. Tidak meninggalkan majelis beliau, kecuali ada keperluan yang sangat penting dan setelah mendapat izin.
  5. Tidak menganggap rumit perkataan beliau, tidak mem pertentangkan nash beliau dengan qiyas, tidak mengalihkan pembicaraan ketika beliau bicara

ADAB SEORANG GURU SYEH

  1.  Tidak mengemukakan kelebihan/ keistimewaan yang dimiliki salah seorang atau sebagian murid di depan kaum (murid-muridnya yang lain), karena justru akan menimbulkan bahaya pada diri murid tersebut dengan masuknya rasa ujub (membanggakan diri atau takabur atau hanya puas diri);
  2. Tidak berbicara di depan murid muridnya dengan suatu apa pun, melainkan hatinya selalu melihat dan merasa diperhatikan oleh Allah Swt. dan mohon Pertolongan ke pada-Nya agar apa-apa yag diucap kan itu benar dan bisa masuk ke dalam hati murid-muridnya, lalu tumbuh subur dan berkembang menjadi amalan yang dapat segera mengantarkan mereka dalam perjalanan menuju Alloh swt
  3. Hatinya selalu mohon bantuan kepada Allah Swt. agar menjadi semacam bak air yang mengalir kan kebenaran-kebenaran dari al-Haqq (Tuhan Yang Mahabenar) kepada hamba-hamba (murid murid) yang kehausannya mencari kebenaran daripada-Nya, syaikh hanya berbicara melalui (ilham) dan isyarat-isyarat dari Allah Swt. bukan dengan hawa nafsunya.
  4. Syaikh selalu memperhatikan hal (keadaan murid-muridnya dan membimbinginya dengan cahaya iman, kuatnya ilmu, dan makrifat sehingga benar benar mengetahui apa yang layak cocok dilakukan sesuai dengan hal ( keadaan) simurid tersebut dengan demikian syeh dapat dipersiapkan bentuk bentuk ibadah tertentu yang sesuai dan pas untuk murid muridnya ada yang cocok untuk melakukan riyadhoh dan mujahadah ibadah ibadah lahir sehingga ia menjadi seorang abid sedangkan yang lainnya lebih pas mendekatkan diri kepada Alloh dan mendaki jalan yang dilakukan oleh al muqorrobin dengan ibadah yang bersifat batin sehingga menjadi ahlulloh yang arif billah dan mencintai Alloh;
  5. bersikap lembut dan kasih sayang serta mencintai sesana manusia termasuk murid muridnya dengan memenuhi hak hak mereka
  6.  hendaknya seorang syeh mempunyai khalwat khusus dan waktu yang khusus pula sehingga muamalah dengan Alloh.

dasar dari Tasawuf



ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍۢ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌۭ دُرِّىٌّۭ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍۢ مُّبَٰرَكَةٍۢ زَيْتُونَةٍۢ لَّا شَرْقِيَّةٍۢ وَلَا غَرْبِيَّةٍۢ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۭ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍۢ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۭ

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu



hadits Nabi Saw.

Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya
  Laailaha illallah". Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan
"Alhamdulillah", jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan
"Astaghfirullah" dan jika ditimpa musibah dia berkata
"Inna lillahi wainna ilaihi roji'uun." (HR. Ad-Dailami)

Wahai Aba Musa, maukah aku tunjukkan ucapan dari perbendaharaan surga? Aku menjawab, "Ya." Nabi berkata,
La haula wala Quwwata illa billah." (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)

Apabila kamu melewati taman-taman surga makan dan minumlah sampai kenyang. Para sahabat lalu bertanya, "Apa yang dimaksud taman-taman surga itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kelompok zikir (Kelompok orang yang berzikir atau majelis taklim)." (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

DZIKIR

dimaqom syeh panjalu
jamaah malam lailatul qodr di halaman masjid tegalsari ponorogo
  1. Keutamaan Dzikir adalah tidak dibatasi oleh waktu  bisa dilaksanakan kapan saja  dalam keadaan apapun sedangkan sholat dibatasi oleh waktu dan bahkan dalam keadaan tertentu dilarang;
  2. Lebih mulia  dari pada berfikir  suatu ketika syeh abu abdurrohman  bertanya kepada abu Ali ad - Daqoq  lebih mulia mana berdzikir atau berfikir jawab bagiku dzikir lebih mulia dari pada berfikir karena dhat al haq disifati  dengan dzikir tidak dengan fikir
  3.  hati akan bersinar  dapat menerima maupun memantulkan cahaya iliaiyah Alqolbun Mu;minun Yadullohi fil Ardh Hati orang mu'min itu adalah tangan-tangan Alloh dibumi.
  4.  akan ditanamkan pohon disurga oleh malaikat 
  5. mendapatkan kenikmatan kenikmatan yang hilang dapat dicari dalam tiga hal yaitu didalam sholat, didalam dzikir dan didalam membaca al'quran jika ketiga amalan itu tidak ditemukan kenikmatannya maka terdapat hijab  penghalang berupa perbuatan fasek yang telah diperbuatnya
  6.  Dzikir tujuh tingkat seperti tingkatan langit juga terdapat tujuh tingkatan berasal dari syayidina Ali Ra dari Rosululloh Saw  ketika Rosulolloh saw ditanya  oleh Syayidina Ali Ra  ketika Rosul melaksanakan Isro' mi'roj Beliau menggunakan tujuh widid  yaitu   
    1. LaaIlaha  illalloh 33 x
    2. Illalloh 12 x
    3. Alloh 12x
    4. Allohu 12x
    5. huAlloh 12 x
    6. Huu 12 x
    7. hemk  secara terus menerus dalam keadaan apapun dan dimanapun berada bersamaan dengan hembusan nafas.
    Tapi ingat dzikir tersebut harus ada mursid yang menuntuninya  Guru yang menunjukkan  letak wirid ditubuh kita dan kegunaannya.  
  7.  sedangkan mursid yang telah mengajarkan saya adalah K.IMAM ISFANDI Ploso kendal Ngawi seorang mursid dari Thoriqoh Satariyah beliau seorang santri di Tegal sari Jetis Ponorogo Kiayai Tegal saripun saat ini K. SYAMSUDIN juga menggunakan wirid tersebut pada saat-saat tertentu
  8.  

  9. KH.ABDURROHMAN 

ZUHUD & WARA'

WARO' PONOROGO ASLI
Zuhud merupakan sikap seorang mu'min yang menganggap  bahwa kehidupan di akherat itu lebih baik bila dibanding dengan kesenangan didunia  dunia hanyalah suatu alat untuk mencapai akherat mencari kehidupan dunia hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan untuk beribadah kepadaNya  bukan berarti terlalu laba  dan terlalu kikir ia mengambil jalan tengah "Dan Janganlah  Tanganmu membelenggu pada lehermu  / kikir dan jangan pula mengulurkannya terlalu panjang / laba sesungguhnya yang terbaik adalah pertengahan diantara itu "
"walaa yabsud yadaaka maglulatan illa 'unuqika wala yabsudha kullu bastin kana maglulatan maesyuro"
 bila  diantara kamu melihat  seorang laki-laki yang selalu zuhud dan berbicara benar maka dekatilah ia  sesungguhnya ia mengajarkan hikmah madamu (hr, baihaqi) 
"idhaa roatum rojulun qod utiyaa zuhdan fii dunya wa muntiqon faftaroquu minhu fainnahu yulaqonna khikmata"
didalam Alquran  suroh al hadid ayat 23 dijelaskan bahwa kita tidak boleh terlalu berduka atas apa yang terlepas  dari kita dan janganlah terlalu  bergembira apa yang kita dapat
"likay laa taasuu 'alaa maa fatakum walaa tafrokhuu bimaa aatakum"
Adapun ciri-ciri sikap zuhud adalah :
  1. Tidak merasa bangga terhadap  sesuatu  yang ada padanya dan tidak merasa sedih pada waktu kehilangan nikmat
  2. Tidak merasa bangga  dan gembira  terhadap pujian dan sanjungan  dan tidak merasa sedih  terhadap kritikan  pada dirinya;
  3. Mengutamakan cinta kepada Alloh  dan mengurangi cintanya kepada dunia. ia selalu qona'ah  (rela terhadap pemberian Nya).
Wara' merupakan sikap seorang mu'min yang selalu berhati-hati terhadap segala sesuatu yang meragukan  ia selalu tegas dala bersikap.
Dari Abuu huroiroh Nabi Saw bersabda "Jadilah Orang Wara' maka engkau akan menjadi ahli ibadah, Jadilah  orang qonaah maka engkau akan menjadi orang ahli bersyukur, Cintailah orang lain sebagaimana engkau mencintai  diri sendiri maka engkau akan menjadi orang mu'min yang baik, berbuatlah baik pada tetanggamu  maka engkau  akan menjadi orang  Islam yang baik, sedikitkanlah tertawa karena banyak tertawa akan mematikan hati (Hr. Baihaqi) 
"kun waro'an takun a'budannasa wakun qooni'an  takun asykuronnasa  wakhiban linnasi maa tukhibu linafsihka takun  mu'minan wa akhsin jawaroka takun musliman waaqlil dhokhika fainna kastrota dhokhika tumitu qolbu

ISTIGFARNYA ABU NUWAS

ISTIGRAFNYA ABU NUWAS (ABUNAWAS)
· ILLAI ILASTULIL FIRDHOUSIL A'LAA WALAA AKWA 'ALAA NARIL JAKHIIMI
· FAHABLITAUBATAN WAGFIR DHUNUUBI
· FAINNAKA GHOOFILUN DHAMBI 'ADHIIMI
· DHUNUBI MISTLU A'DADARRIMAALI
· FAHABLITAUBATAN YAA DHAL JALAALI
· WA'UMRINAA QISHHUN FI KULLI YAUMIN
· FADHAMBIZA 'IZUN KAEFAKHTIMAALI
· ILLAI'ABDUKA 'ASHI ATAAKA
· MUQIRROBA DHUNUUBI FAQOD DA'AKA
· FAIN TAGFIR FAANTA LIDHAKA AHLU
FAIN TADRU FAMAN NARJU SIWAAKA


( Wahai Tuhanku aku bukanlah ahli surga firdhous, namun aku tak kuat panasnya api neraka jakhim
Maka berikanlah aku taubat dan ampunan dosa-dosaku 
sesunggugnya engkau maha pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku tak terhitung bagaikan bilangan pasir 
Maka berikanlah aku Taubat wahai Zat yang agung
Umurku berkurang setiap hari sedangkan dosaku  kian hari kian bertambah
Maka  bagaimanakah aku menanggungnya 
Wahau Tuhanku hambamu yang durhaka ini telah datang kepadamu dengan mengakui segala dosa dan memohon kepadamu
Bila Engkau mengampuniku maka sudah sepantasnya
Namun Bila engkau menolaknya maka kepada siapa lagi aku mengharapkan selain kepadaMu )

Ratuning Demit

Yomo Rojo Joyo Moyo
Yomo Roni Niro Moyo
Yomi Budo Dabu Siyo
Siyo Roni Niro Moyo

(dibaca Dibolak Balik)

Perbedaan antara ilham dan Belajar dalam Mengungkap kebenaran

PERBEDAAN ANTARA ILHAM DAN BELAJAR SERTA PERBEDAAN JALAN ORANG AHLI SHUFI DALAM MENYINGKAP KEBENARAN DAN JALAN ORANG AHLI TEORI
Dikutip dari ikhyaul ulumudin karya Imam Ghozali
Oleh MOHAMMAD ASHARI, SSos,MM

IIlmu yang tidak dhoruri dan hanya berhasil dihati pada suatu keadaan berbeda-beda hasilnya ada yang dilemparkan kehati tanpa mengetahui dan ada yang mencari dalil dan belajar
Yang dihasilkan tidak dengan usaha dan mencari dalil itu dinamakan ILHAM. Sedang yang dihasilkan dengan mencari dalil dinamakan I’tibar dan Istibar. Kemudian yang jatuh didalam hati tanpa usaha belajar, kerajinan dari seorang hamba itu terbagi kepada apa yang diketahui hamba, bagaimana ia menghasilkannya dan dari mana ia menghasilkannya, dan kepada apa yang datang secara tiba-tiba bersamanya diperoleh lewat penyaksian malaikat yang melemparkan kedalam hati hal ini dinamakan ilham dan bisikan dihati, diberikan kepada waliyulloh dan orang-orang pilihanNya, dan yang kedua yakni penyaksian malaikat dinamakan wahyu khusus diberikan kepada nabi, sedangkan mencari dalil itu bagi para ulama’.
Pada hakekatnya hati itu telah siap memantulkan cahaya ilahiyah namun karena terhijab oleh lima perkara lima sebab itu seperti dinding yang terbentang merintangi antara cermin hati dan lauhul makhfudz yang diukir dengan ketentuan Alloh sampai kiamat
Lima hijab tersebut : Dosa-dosa yang kita perbuat, cinta akan dunia dan takut mati, keyakinan yang kita anut, menutup diri dari kebenaran yang lain, sifat-sifat hati yang tercela, riya’ sum,ah takabur, khibir pendengki,
Ilmu itu bisa berhasil dihati lewat perantara Malaikat seperti didalam syuroh Asyuro:
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Alloh bekata-kata dengan dia kecuali dengan perantara wahyu atau dibelakang tabir atau mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinnya yang dikehendaki” (Q. S. Asyurro)
Kecenderungan orang-orang ahli tasafuf itu kepada ilmu-ilmu Ilhamiyyah yang diperoleh dari ilham bukan ta’limiyah yang diperoleh dari belajar. Dengan cara Mujahadah melawan keinginan –keinginan hawa nafsu, menghapus sifat-sifat tercela, memutuskan hubungan keduniaan serta mengadapkan sepenuhnya cita-citanya kepada Alloh. Apa bila mujahadah ini berhasil maka Allohlah yang menguasai hatinya dan menanggungnya dan disinarinya dengan cahaya-cahaya ilmu, apabila Alloh menguasai urusan hati niscaya rohmat melimpah, cahaya cemerlang didalam hati dada terbuka , rahasia alam malakut tersingkap baginya hijab hilang dari muka hati kita dengan kehalusan rahmatnya hakekat urusan ilahiyah bersinar didalamnya.

perbedaan ilham dan belajar jalan ahli sufi dalam mengingkap kebenaran

PERBEDAAN ANTARA ILHAM DAN BELAJAR SERTA PERBEDAAN JALAN ORANG AHLI SHUFI DALAM MENYINGKAP KEBENARAN DAN JALAN ORANG AHLI TEORI

Dikutip dari ikhyaul ulumudin karya Imam Ghozali

Oleh MOHAMMAD ASHARI, SSos,MM

IIlmu yang tidak dhoruri dan hanya berhasil dihati pada suatu keadaan berbeda-beda hasilnya ada yang dilemparkan kehati tanpa mengetahui dan ada yang mencari dalil dan belajar

Yang dihasilkan tidak dengan usaha dan mencari dalil itu dinamakan ILHAM. Sedang yang dihasilkan dengan mencari dalil dinamakan I’tibar dan Istibar. Kemudian yang jatuh didalam hati tanpa usaha belajar, kerajinan dari seorang hamba itu terbagi kepada apa yang diketahui hamba, bagaimana ia menghasilkannya dan dari mana ia menghasilkannya, dan kepada apa yang datang secara tiba-tiba bersamanya diperoleh lewat penyaksian malaikat yang melemparkan kedalam hati hal ini dinamakan ilham dan bisikan dihati, diberikan kepada waliyulloh dan orang-orang pilihanNya, dan yang kedua yakni penyaksian malaikat dinamakan wahyu khusus diberikan kepada nabi, sedangkan mencari dalil itu bagi para ulama’.

Pada hakekatnya hati itu telah siap memantulkan cahaya ilahiyah namun karena terhijab oleh lima perkara lima sebab itu seperti dinding yang terbentang merintangi antara cermin hati dan lauhul makhfudz yang diukir dengan ketentuan Alloh sampai kiamat

Lima hijab tersebut : Dosa-dosa yang kita perbuat, cinta akan dunia dan takut mati, keyakinan yang kita anut, menutup diri dari kebenaran yang lain, sifat-sifat hati yang tercela, riya’ sum,ah takabur, khibir pendengki,

Ilmu itu bisa berhasil dihati lewat perantara Malaikat seperti didalam syuroh Asyuro:

“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Alloh bekata-kata dengan dia kecuali dengan perantara wahyu atau dibelakang tabir atau mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinnya yang dikehendaki” (Q. S. Asyurro)

Kecenderungan orang-orang ahli tasafuf itu kepada ilmu-ilmu Ilhamiyyah yang diperoleh dari ilham bukan ta’limiyah yang diperoleh dari belajar. Dengan cara Mujahadah melawan keinginan –keinginan hawa nafsu, menghapus sifat-sifat tercela, memutuskan hubungan keduniaan serta mengadapkan sepenuhnya cita-citanya kepada Alloh. Apa bila mujahadah ini berhasil maka Allohlah yang menguasai hatinya dan menanggungnya dan disinarinya dengan cahaya-cahaya ilmu, apabila Alloh menguasai urusan hati niscaya rohmat melimpah, cahaya cemerlang didalam hati dada terbuka , rahasia alam malakut tersingkap baginya hijab hilang dari muka hati kita dengan kehalusan rahmatnya hakekat urusan ilahiyah bersinar didalamnya.

PENGHARGAAN

tadarus AURA MM Chenel