PERBEDAAN ANTARA ILHAM DAN BELAJAR SERTA PERBEDAAN JALAN ORANG AHLI SHUFI DALAM MENYINGKAP KEBENARAN DAN JALAN ORANG AHLI TEORI
Dikutip dari ikhyaul ulumudin karya Imam Ghozali
Oleh MOHAMMAD ASHARI, SSos,MM
IIlmu yang tidak dhoruri dan hanya berhasil dihati pada suatu keadaan berbeda-beda hasilnya ada yang dilemparkan kehati tanpa mengetahui dan ada yang mencari dalil dan belajar
Yang dihasilkan tidak dengan usaha dan mencari dalil itu dinamakan ILHAM. Sedang yang dihasilkan dengan mencari dalil dinamakan I’tibar dan Istibar. Kemudian yang jatuh didalam hati tanpa usaha belajar, kerajinan dari seorang hamba itu terbagi kepada apa yang diketahui hamba, bagaimana ia menghasilkannya dan dari mana ia menghasilkannya, dan kepada apa yang datang secara tiba-tiba bersamanya diperoleh lewat penyaksian malaikat yang melemparkan kedalam hati hal ini dinamakan ilham dan bisikan dihati, diberikan kepada waliyulloh dan orang-orang pilihanNya, dan yang kedua yakni penyaksian malaikat dinamakan wahyu khusus diberikan kepada nabi, sedangkan mencari dalil itu bagi para ulama’.
Pada hakekatnya hati itu telah siap memantulkan cahaya ilahiyah namun karena terhijab oleh lima perkara lima sebab itu seperti dinding yang terbentang merintangi antara cermin hati dan lauhul makhfudz yang diukir dengan ketentuan Alloh sampai kiamat
Lima hijab tersebut : Dosa-dosa yang kita perbuat, cinta akan dunia dan takut mati, keyakinan yang kita anut, menutup diri dari kebenaran yang lain, sifat-sifat hati yang tercela, riya’ sum,ah takabur, khibir pendengki,
Ilmu itu bisa berhasil dihati lewat perantara Malaikat seperti didalam syuroh Asyuro:
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Alloh bekata-kata dengan dia kecuali dengan perantara wahyu atau dibelakang tabir atau mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinnya yang dikehendaki” (Q. S. Asyurro)
Kecenderungan orang-orang ahli tasafuf itu kepada ilmu-ilmu Ilhamiyyah yang diperoleh dari ilham bukan ta’limiyah yang diperoleh dari belajar. Dengan cara Mujahadah melawan keinginan –keinginan hawa nafsu, menghapus sifat-sifat tercela, memutuskan hubungan keduniaan serta mengadapkan sepenuhnya cita-citanya kepada Alloh. Apa bila mujahadah ini berhasil maka Allohlah yang menguasai hatinya dan menanggungnya dan disinarinya dengan cahaya-cahaya ilmu, apabila Alloh menguasai urusan hati niscaya rohmat melimpah, cahaya cemerlang didalam hati dada terbuka , rahasia alam malakut tersingkap baginya hijab hilang dari muka hati kita dengan kehalusan rahmatnya hakekat urusan ilahiyah bersinar didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar