SILSILAH SYEH MALOYO
Sayyidina Abbas
(1) (paman Rasulullah Muhammad SAW), antara lain berputra Syekh Abdul Wahid Qornain
(2), antara lain berputra Syekh Wahid Rumi
(3), antara lain berputra Syekh Mudzakir Rumi
(4), antara lain berputra Syekh Khoromis
(5), antara lain berputra Syekh Abdullah
(6), antara lain berputra Syekh Abdur Rahman
(7) (Arya Teja I), antara lain berputra Ronggo Tedjo Laku atau Syekh Zali
(8) (Arya Teja II), antara lain berputra Aryo Tedjo
(9) (Arya Teja III), antara lain berputra Raden Sahur
(10), antara lain berputra Raden Syahid (Said)
(11) (Sunan Kalijaga).
Asal-usul Sunan Kalijaga Versi China
Adipati Ponorogo
(1), antara lain berputra Arya Wiraraja
(2) (Banyak Wide), antara lain berputra Arya Adikara
(3) (Ranggalawe), antara lain berputra Arya Teja I
(4) (Bupati Tuban), antara lain berputra Arya Teja II
(5), antara lain berputra Arya Teja III
(6), antara lain berputra Retno Dumilah (6), bersuami Raden Sahur (Tumenggung Wilatikta), antara lain berputra Sunan Kalijaga.
Termaktub di dalam buku “Misteri Syekh Siti Jenar Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa” karya Prof. Hasanu Simon, menurut Rahimsyah (tanpa tahun), sejarah asal-usul Sunan Kalijaga ada tiga versi, yaitu
1.versi Arab,
2. China, dan
3.Jawa. Lebih lanjut Rahimsyah hanya menjelaskan asal-usul Sunan Kalijaga versi Jawa saja. Memang, seperti dikatakan oleh Ricklefs (1998), sejarah Indonesia sebelum ada catatan bangsa Belanda sangat tidak akurat, sulit dipercaya dan selalu ada banyak versi kepada sejarah tersebut hanya disampaikan dari mulut ke mulut. Senada dengan itu, Atmodarminto (2001) juga mengatakan bahwa sejarah Jawa yang tercatat dalam buku-buku babad biasanya tercampur dengan dongeng dan mitos sehingga banyak cerita-cerita khayal yang masuk. Celakanya, dongeng dan cerita khayal itu justru banyak diyakini oleh masyarakat sebagai suatu yang benar-benar terjadi. 13470060081175519296 (dok. http://id.rodovid.org/wk/Orang:359691) Demikian pula tentang sejarah Sunan Kalijaga, yang walaupun terjadi pada abad ke-15 tidak disertai dengan keterangan tentang tahun, bulan, apalagi tanggal peristiwa. Padahal sejarah Rasulullah Muhammad SAW yang terjadi pada abad ke-7 saja sudah disertai dengan tanggal kejadian yang sumbernya sangat dipercaya. Demikian pula kisah Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Imam Al-Ghazali. Syekh Abdul Qadir Jaelani lahir di Naif, Irak pada bulan Ramadhan tahun 479 H atau tahun 1077 M. Ayahnya bernama Abu Shalih, seorang takwa yang masih keturunan Imam Hasan RA, cucu Rasulullah Muhammad SAW. Ibu Syekh Abdul Qadir Jaelani juga anak seorang wali Abdullah Saumai yang keturunan Imam Husain RA, saudara kandung Imam Hasan RA. Syekh Abdul Qadir Jaelani wafat pada tanggal 11 bulan Rabi’ul Akhir tahun 561 H atau tahun 1166 M, pada usia 91 tahun). Sementara Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad Al-Ghazali, yang kemudian lebih kenal dengan Imam Al-Ghazali lahir pada tahun 450 H atau tahun 1085 M di kota kecil Thus, Khurasan, wilayah Persia. Jadi Imam Al-Ghazali lahir 19 tahun lebih dulu dibanding dengan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Imam Al-Ghazali wafat pada tanggal 11 bulan Desember tahun 1111 M atau tahun 505 H). Adanya tiga versi tentang sejarah Sunan Kalijaga membenarkan apa yang dkatakan oleh Ricklefs di atas. Tetapi bahwa yang dikembangkan hanya versi Jawa, sedang dua versi yang lain tidak pernah dijumpai secara tertulis, berarti telah terjadi distorsi tentang kisah anggota Wali Sanga paling terkenal ini. Hikmah yang dapat diambil dari adanya distorsi tersebut adalah bahw apenulisan kisah Sunan Kalijaga harus dilakukan lebih cermat untuk mendudukkan pada porsi yang sebenarnya. Untuk itu, analisis berdasarkan logika perlu dikedepankan untuk mengurai penyimpangan tersebut. Menurut versi Jawa, catatan mengenai nenek moyang Sunan Kalijaga dimulai dari Arya Adikara atau lebih dikenal dengan Rangalawe yang merupakan putra Arya Wiraraja atau Banyak Wide, putra Adipati Ponorogo yang pada masa pemerintahan raja terakhir Singasari, Prabu Kertanegara, pernah menjadi Menteri Luar Negeri. Tetapi karena Arya Wiraraja ragu dengan kesetiaan Jaya Katwang kepada Singasari, maka dia sering memperingatkan Prabu Kertanegara. Peringatan tersebut bukan dihargai oleh sang Prabu Kertanegara, melainkan Arya Wiraraja malah dipecat dari jabatannya, dan selanjutnya hanya ditempatkan sebagai Adipati Sumenep. Namun justru karena itu akhirnya di kemudian hari Arya Wiraraja, malah berjasa untuk menyelamatkan Raden Wijaya, panglima angkatan perang dan sekaligus menantu raja Singasari, tatkala kerajaan itu benar-benar diserang Kediri dan Prabu Kertanegara gugur dalam serangan tersebut. Setelah Raden Wijaya dapat membangun kerajaan baru dengan nama Majapahit, Ranggalawe ditempatkan sebagai Menteri Luar Negeri dan sekaligus penguasa kota Tuban. Pada waktu itu Tuban merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia (Nusantara, red), dan Menteri Luar Negeri bertempat tinggal di sana. Salah satu putra Ranggalawe kemudian menjadi Adipati Tuban, yakni bernama Arya Teja I. Selanjutnya secara turun-temurun kedudukan Adipati Tuban dipegang oleh keturunan tersebut, yaitu ke Arya Teja II, Arya Teja III, dan ke Raden Sahur yang bergelar Tumenggung Wilatikta. Tumenggung Wilatikta inilah orang tua Raden Mas Sahid atau Raden Sahid, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Sunan Kalijaga. Menurut banyak sumber versi Jawa, Arya Teja I dan Arya Teja II masih menganut agama Hindu, tetapi Arya Teja III sudah masuk Islam. Berdasarkan analisis terhadap keterangan di atas, dipekirakan Sunan Kalijaga lahir sekitar tahun 1440-an (1450 versi Wikipedia). Isteri Arya Teja III yang melahirkan Sunan Kalijaga tersebut bernama Retno Dumilah. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra:
1. Raden Umar Said (Sunan Muria),
2. Dewi Rakayuh dan
3. Dewi Sofiah.
Dengan demikian Maulana Ishak merupakan mertua Sunan Kalijaga sekaligus kakek Sunan Muria dan Sunan Giri. Pasalnya, menurut Asal-usul Orang Jawa Versi Kompilasi, Sunan Giri mempunyai ayah bernama Syek Wali Lanang, putra Maulana Ishak. Lalu pertanyaannya, siapakah ibu dari Dewi Saroh? Bila ibunya Dewi Sekardadu, maka Dewi Saroh berarti saudara Sunan Giri (Raden Paku). Pasalnya, versi Asnan Wahyudi dan Abu Khalid, Sunan Giri merupakan putra pasangan Maulana Ishak dan Dewi Sekardadu. Adanya kesimpangsiuran di atas, siapakah Syekh Wali Lanang, ayah Sunan Giri versi Wirjapanitra? Asal-usul Sunan Kalijaga dari Versi Jawa Siapakah Adipati Ponorogo, ayah Arya Wiraraja? Adipati Ponorogo
(1), antara lain berputra Arya Wiraraja (2) (Banyak Wide), antara lain berputra Arya Adikara
(3) (Ranggalawe), antara lain berputra Arya Teja I
(4) (Bupati Tuban), antara lain berputra Arya Teja II
(5), antara lain berputra Arya Teja III
(6), antara lain berputra Raden Sahur
(7) (Tumenggung Wilatikta), beristeri Dewi Retno Dumilah antara lain berputra Sunan Kalijaga. Asal-usul Sunan Kalijaga dari Versi Arab Menurut Wikipedia, Sunan Kalijaga merupakan keturunan Rasulullah Muhammad SAW. Namun menurut gusjawi.wordpress.com dan Wikipedia pula Sunan Kalijaga merupakan keturunan Ibnu (Sayyidina) Abbas, silsilahnya sebagai berikut. Sayyidina Abbas
(1) (paman Rasulullah Muhammad SAW), antara lain berputra Syekh Abdul Wahid Qornain
(2), antara lain berputra Syekh Wahid Rumi
(3), antara lain berputra Syekh Mudzakir Rumi
(4), antara lain berputra Syekh Khoromis (5), antara lain berputra Syekh Abdullah (6), antara lain berputra Syekh Abdur Rahman
(7) (Arya Teja I), antara lain berputra Ronggo Tedjo Laku atau Syekh Zali
(8) (Arya Teja II), antara lain berputra Aryo Tedjo
(9) (Arya Teja III), antara lain berputra Raden Sahur
(10), antara lain berputra Raden Syahid (Said)
(11) (Sunan Kalijaga). Barangkali versi China yang menyebut bahwa waktu kecil Raden Sahid juga bernama Syekh Melaya karen aia putra Tumenggung Melayukusuma di Jepara. Melayukusuma berasal dari Negeri Atas Angin di seberang, anak seorang ulama. Setelah tiba di Jawa, Melayukusuma diangkat menjadi Adipati Tuban oleh Prabu Brawijaya dengan nama Tumenggung Wilatikta (Widji Saksono 1995: 30). Di sini diduga bahwa Melayukusuma bukan anak Arya Teja II, melainkan menantunya. Jadi Retno Dumilah-lah yang putra Adipati Tuban keturunan Arya Adikara atau Ranggalawe. Asal-usul Sunan Kalijaga Versi China Adipati Ponorogo
(1), antara lain berputra Arya Wiraraja (2) (Banyak Wide), antara lain berputra Arya Adikara
(3) (Ranggalawe), antara lain berputra Arya Teja I
(4) (Bupati Tuban), antara lain berputra Arya Teja II
(5), antara lain berputra Arya Teja III
(6), antara lain berputra Retno Dumilah (6), bersuami Raden Sahur (Tumenggung Wilatikta), antara lain berputra Sunan Kalijaga.
Bila membaca silsilah tersebut, maka terdapat perbedaan. Namun bila mengesampingkan kesimpangsiuran tersebut, dan memutuskan untuk “mengakui” Adipati Ponorogo, maka penelusuran dimulai dengan bertanya, siapakah leluhur Adipati Ponorogo? Pasalnya ada yang berpendapat bahwa Sunan Kalijaga masih trah Raden Wijaya, pendiri dan raja Majapahit. Bila benar demikian maka berarti Sunan Kalijaga merupakan keturunan Rasulullah Muhammad SAW. Adakah yang paham silsilah Kanjeng Sunan Kalijaga?
Menurut sumber yang dapat dipercaya berasal dari S yayidina Ali Ra
🕋 45 CIRI FISIK DAN PENAMPILAN RASULULLAH ﷺ 🕋
Oleh Tebuireng Online [M. Abror Rosyidin]
Berikut Ciri ciri Fisik Rosululloh Saw disalin dari kitab ikyau 'umuludin dan group lentera Tarim
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد صلى عليه
🌷Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam kitab “Nur al Mubin fi Mahabbati Sayyidi al Mursalin” menjelaskan tentang 45 ciri fisik dan penampilan Rasulullah ﷺ berdasarkan beberapa hadits, yaitu dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra, Amr bin Huraits ra, dan beberapa hadits lain. Berikut adalah ke-45 ciri fisik dan penampilan Rasulullah ﷺ:
🕋1. Rasulullah ﷺ bukanlah orang yang sangat tinggi dan juga bukan orang yang sangat pendek. Beliau ﷺ merupakan orang dengan tinggi badan sedang.
🕋2. Rambutnya tidak terlalu keriting dan juga tidak lurus, tetapi keriting berombak (antara keriting dan lurus).
🕋3. Rasulullah tidak gemuk badannya dan tidak bulat wajahnya.
🕋4. Di wajah beliau ﷺ terdapat bulatan putih kemerah-merahan.
🕋5. Kedua matanya sangat hitam.
🕋6. Bulu matanya panjang.
🕋7. Tulang dan bahunya besar.
🕋8. Kulitnya tidak berambut banyak, tapi berbulu dada sampai ke puser.
🕋9. Kedua telapak tangan dan kedua telapak kakinya tebal.
🕋10. Jika berjalan seperti turun dari atas jalan yang melandai. jika menoleh, menoleh bersama-sama (badannya).
🕋11. Antara kedua belikatnya terdapat cap kenabian, yaitu cap khatamun Nabiyyin.
🕋12. Dadanya paling bagus.
🕋13. Dialek dan aksennya juga paling bagus.
🕋14. Wataknya paling lembut, paling mulia cara bergaulnya, barangsiapa melihatnya sekejap akan merasa takut dan barangsiapa bergaul dengannya akan senang dengannya. Orang yang mensifatinya mengatakan, ”Saya belum pernah melihat sebelumnya dan sesudahnya, orang seperti beliau ﷺ”.
🕋15. Beliau ﷺ adalah orang yang bagus bodinya, antara kedua pundaknya bidang.
🕋16. Rambutnya turun sampai kedua pundaknya, kadang-kadang sampai ke cuping telinga (tempat anting-anting), kadang-kadang sampai ke tengah-tengah kedua telinganya.
🕋17. Jenggotnya lebat.
🕋18. Kedua telapak tangannya tebal, maksudnya jari-jarinya tebal.
🕋19. Kepalanya dan tulang-tulang persendiannya besar.
🕋20. Saluran air matanya merah, dadanya berbulu, yaitu bulu lembut dari dada sampai ke pusar seperti bentuk pedang.
🕋21. Wajahnya bersinar seperti bulan malam purnama. Wajahnya adalah bulan.
🕋22. Suaranya bagus.
🕋23. Kedua pipinya rata.
🕋24. Mulutnya lebar.
🕋25. Perut dan dadanya rata.
🕋26. Kedua pundak, kedua lengannya dan dada bagian atasnya berbulu.
🕋27. Lengannya panjang.
🕋28. Telapak tangannya lebar.
🕋29. Pecahan kedua matanya panjang.
🕋30. Daging pada kedua tumitnya sedikit.
🕋31. Di antara kedua belikatnya terdapat cap kenabian seperti kancing gelang kaki, dan seperti telor burung dara.
🕋32. Jika Nabi ﷺ berjalan, bumi seperti melipat untuknya, dan para sahabat jika berjalan bersama beliau ﷺ terasa seperti mengejar-ngejar, sedangkan beliau ﷺ tidak memperhatikannya.
🕋33. Beliau ﷺ menurunkan rambut kepalanya kemudian memisahnya, menyisir rambut kepalanya, kemudian menyisir jenggotnya, memberi celak pada tiap-tiap matanya dengan batu bahan celak setiap malam ketika hendak tidur.
🕋34. Baju yang beliau ﷺ sukai adalah gamis dan warna putih. Beliau ﷺ bersabda, “Warna putih adalah sebaik-baik pakaian kalian, maka kenakanlah pakaian warna putih, dan kafanilah jenazah-jenazah kalian dengan kain putih”.
35. Hubrah, yaitu kain yang dipakai selimut oleh beliau ada warna merahnya.
🕋36. Lengan baju beliau ﷺ sampai ke pergelangan tangan.
🕋37. Kadang-kadang beliau ﷺ memakai pakaian merah, sarung dan selendang (pakaian luar).
🕋38. Kadang-kadang beliau ﷺ memakai dua pakaian yang berwarna seperti debu atau kadang memakai jubah yang sempit kedua lengannya.
🕋39. Sesekali beliau ﷺ memakai pakaian quba’ (jenis pakaian luar).
🕋40. Kadang-kadang memakai sorban berwarna hitam, dibawahnya memakai kopiyah, dan kadang-kadang memakai kopiyah tanpa sorban, atau memakai sorban tanpa kopiyah.
🕋41. Beliau ﷺ menurunkan ujung sorban ke tempat antara kedua belikatnya. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Amr bin Huraits ra. berkata, “Saya melihat Rasulullah ﷺ di atas mimbar dengan memakai sorban hitam dengan menurunkan kedua ujungnya sampai ke tempat antara dua belikatnya”.
🕋42. Kadang-kadang Rasulullah ﷺ memakai pakaian dari bulu atau kain berwarna hitam. Beliau ﷺ kadang-kadang memakai pakaian yang mudah dipakai dari kain katton (kapas), dari wol (bulu), atau dari kain lena yang teruat dari pohon rami, dan tidak suka dengan pakaian orang-orang yang sombong. Beliau ﷺ bersabda:
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَة
🌷“Barangsiapa menarik pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak mau melihatnya pada hari kiamat”.[1]
🌷Imam Muslim meriwayatkan, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ خَرْدَل مِنْ كِبْر، وَ لاَ يَدْخُلُ النَّارَ
مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَل مِنْ إِيمَانٍ . فَقَالَ رَجُلٌ : يا رسول الله إني أحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبِي حَسَنًا وَنَعْلُي حَسَنَةً أفمن الكبر ذالك؟. فَقَالَ لا, إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاس
🥀“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi, dan tidak masuk neraka orang yang di dalam hatinya masih ada iman sebesar biji sawi”. Berkatalah seorang laki-laki :”Wahai Rasulullah, saya senang jika baju saya bagus dan kedua sandal saya bagus, apakah hal itu termasuk sombong ?”. Sabda beliau ﷺ: “Tidak, sesungguhnya Allah itu indah, suka keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain” ).[2]
🕋43. Beliau ﷺ memakai cincin (yang diukir diatasnya nama beliau yang mulia, dan beliau ﷺ menyetempel surat-surat yang dikirim ke raja-raja dengan cincin tersebut. Beliau ﷺ memakainya di jarinya, dan cincin itu tidak seperti cincin yang dipakai orang-orang sekarang untuk perhiasan.
🕋44. Beliau ﷺ memakai sepatu dan sandal.
🕋45. Beliau ﷺ jika memakai gamis memulai dengan sisi kanannya. Jika memakai pakaian baru, memberinya nama dengan namanya, seraya berdoa :
اللَّهُمَّ أَنْتَ كَسَوْتَنِي هَذَا الْقَمِيصَ ، أَوِ الرِّدَاءَ، أَوِ الْعِمَامَةَ ، أَسْأَلُكَ خَيرَهُ، وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ ، وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَه
🥀“Ya Allah, Engkau telah memberiku pakaian dengan gamis ini, atau pakaian selendang ini, atau sorban ini, maka saya memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan diciptakannya pakaian ini, dan saya berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan diciptakannya pakaian ini”[3].
Berikut disadur dari kitab Maulid Barzanzi
رمقت امنة محمد يالبصر
فإذا فرقة كالضبيح إذا شفر
وشعره كالليل إذا سجى واعتكر
ووجهة أضوء من الشمس وأنور
أما سمعت كيف انشق له القمر
أزج الحاجبين الحل العينين أتىنى الانف دقيق الشقتين كانما يتبسهم عن تضيد الدرر
عنقه كاؤنه ابريق
فضة وقد فاق على جيدالمغـزال
وقده أرشق من الغصن الرطيب إذاخطر
بين كتفيه خاتم النّبوةفيافوزمن عاينة ونظر
فهذه قطعة من بعض اوصاف جماله
واماكل کماله فلايخذ لواصف ولايخضر
Tranlate by gogle tranlate
Saya melihat Amina Muhammad Ya Al-Basr
Jadi jika sebuah band seperti pengorbanan ketika dienkripsi
Dan rambutnya seperti malam ketika didiamkan dan tersumbat
Dan tujuan yang lebih terang dari matahari dan anor
Apakah kamu tidak mendengar bagaimana bulan terbelah untuknya?
Saya menarik alis, solusinya, mata, hidung datang kepada saya dengan dua celah, seolah-olah dibutakan oleh anti-silau
Lehernya seperti kendi
Perak telah mengalahkan pemintal yang bagus
Itu lebih tipis dari cabang yang lembab ketika datang
Di antara bahunya ada meterai ramalan
Ini adalah bagian dari beberapa deskripsi kecantikannya
Dan jika dia memakan kesempurnaannya, dia tidak boleh mengambil deskriptor atau yang hijau
Berikut Otobigrafi singkat penulis :
Pembuktian khasaf
1. ditahun 1971 aku masih kecil ada cahaya yang turun dirumahku
2. 1974 aku didholimi dicencang di pohon kelapa tak begitu lama pohon kelapanya disambar petir
3. Berkali kali setelah iktikaf dan sholat laili cahaya selalu mengikutiku berjalan di jalan depan rumahku kepuhrubuh