Tausiah MUI Kabupaten Ponorogo dalam Pengukuhan MUI Kecamatan se Kabupaten Ponorogo bertempat di Pendopo Kabupaten Ponorogo pada hari Selasa 23 Mei 2023 memberikan pesan-pesan antara lain :
- Setelah kita dilantik jangan kita tidur namun setelah kita dilantik ayo kita lari;
- Khalal bikhalal tidak harus dilakukan dibulan Syawal dibuktikan oleh Ketua MUI sendiri telah memberikan contoh;
- Problim dimasyarakat masih banyak sekali tadi dikatakan Bupati masih tingginya angka perkawinan dini namun yang belum terdeteksi adalah perkawinan di dinihari dengan hadirnya Camat, Danramil dan Kapolsek di jajaran kepengurusan MUI Kecamatan akan memberikan nuansa harmonis di Kecamatan;
- Pada zaman Nabi dapat dilakukan Islakh walaupun dalam kondisi setelah peperangan kita punya NKRI yang dalam perjalannya kita telah bersepakat bahwa Negara kita negara Demokrasi yang punya dasar Pancasila, dunia kita saat ini berada dalam era keterbukaan artinya segala informasi keluar masuk dengan bebas maka mari kita pagari dengan kedewasaan keberAgamaan, agama merupakan intrakontektual Individu pada Tuhannya. kerberbedaan merupakan Rakhmad yang wajib kita sukuri maka niatpun harus kita samakan yaitu membangun Ponorogo Hebat lebih bermartabat, kita merupakan katalisator kehidupan ummat mari kita jaga keutuhan umat kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
- Pada akhirnya berpesan dengan sebuah kisah yaitu ketika Abu bakar dicari maki oleh seseorang Nabi berada disamping Abu bakar nabi ketika Abu bakar dicaci maki Nabi hanya diam saja hanya tersenyum, maka nabi setelah abubakar membantah maka Nabi opergi kemudian Abubakar mengejarnya maka abubakar pertanya mengapa engkau pergi yaa Rosululloh Nabi menjawab ketika anda dicari maki tadi yang menjawab adalah para Maikat dan ketika anda membantah maka yang menjawab Syaithon maka saya pergi, siapa yang didholimi seseorang maka yakinlah Alloh akan mengangkat Derajat orang tersebut, siapa yang memberi dengan niat menyambung silaturrohmi maka Alloh akan melipatgandakan, namun bila niatnya untuk memperkaya diri atau kelompoknya maka yakinlah dia akan bangrut. berikur sabda Rosululloh Saw
حدثنا يحيى عن ابن عجلان قال حدثنا سعيد بن أبي سعيد عن أبي هريرة: أن رجلا شتم أبا بكر والنبي صلى الله عليه وسلم جالس، فجعل النبي صلى الله عليه وسلم يعجب ويتبسم، فلما أكثر رد عليه بعض قوله، فغضب النبي صلى الله عليه وسلم وقام، فلحقه أبو بكر، فقال: يا رسول الله، كان يشتمني وأنت جالس، فلما رددت عليه بعض قوله غضبت وقمت. قال: (إنه كان معك ملك يرد عنك، فلما رددت عليه بعض قوله، وقع الشيطان، فلم أكن لأقعد مع الشيطان). ثم قال: (يا أبا بكر، ثلاث كلهن حق: ما من عبد ظلم بمظلمة فيغضي عنها لله عز وجل، إلا أعز الله بها نصره، وما فتح رجل باب عطية يريد بها صلة، إلا زاده الله بها كثرة، وما فتح رجل باب مسألة يريد بها كثرة، إلا زاده الله عز وجل بها قلة).
Artinya :
Yahya memberi tahu kami atas otoritas Ibn Ajlan, dia mengatakan bahwa Saeed bin Abi Saeed memberi tahu kami atas otoritas Abu Huraira: bahwa seorang pria menghina Abu Bakar dan Nabi
Dia, semoga doa dan damai Allah besertanya, sedang duduk, dan Nabi, semoga doa dan damai Allah besertanya, kagum dan tersenyum, jadi ketika dia mengulangi beberapa perkataannya kepadanya, Nabi, semoga doa dan saw, menjadi marah dan bangkit, dan Abu Bakar menyusulnya, dan berkata:
Wahai Rasulullah, orang itu mencelaku, engkau (hanya) duduk. Ketika aku membantah sebagian perkataannya, engkau berdiri (pergi) dan marah.”
Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya ada malaikat bersamamu yang akan membantah(nya) untukmu. Ketika kau (mulai) membantah sebagian perkataan (celaan)nya, setan datang. Aku tidak (akan pernah mau) duduk bersama setan.”
Kemudian Rasulullah berkata: “Wahai Abu Bakar, (ada) tiga hal (yang menjadi) hak (seorang hamba):
(1) Tidaklah seorang hamba (Allah) yang terzalimi dengan kezaliman, lalu dia pasrahkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah pasti memenangkan(nya) dengan pertolongan(-Nya),
(2) Tidaklah seseorang yang membuka pintu pemberian (atau kedermawanan) yang dia harapkan (dapat menjadi) penyambung (silaturahim atau persaudaraan), kecuali Allah pasti tambahkan (harta) yang banyak (kepadanya), dan
3) Tidaklah seseorang yang membuka pintu permintaan yang dia harapkan untuk (mendapatkan harta) yang banyak, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla pasti tambahkan kekurangan (kepadanya). (Imam Ahmad bin Handal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal, Beirut: Mu’assasah al-Risalah, tt, juz 15, h. 390).
Mari kita jaga bersama sama ukuwah Islamiyah Ukuwah bashariyah dan ukuwah Wathoniyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar