PUSAKA MERAH PUTIH

 Berani Suci namun jangan sok suci

Jangan hanya berani saja namun harus mempertimbangkan baik- buruknya, benar-salahnya dampak kebijakan anda pada anda dan lingkungan ( AlWasithoh) Pertengahan Netrality
WASPODO PURBO WASESO
Dari Tsauban radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا


حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا

“Sesungguhnya Allah menggulung bumi untukku sehingga aku bisa melihat timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang telah dinampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih. Dan sesungguhnya aku meminta Rabku untuk ummatku agar Dia tidak membinasakan mereka dengan kekeringan menyeluruh, agar Dia tidak memberi kuasa musuh untuk menguasai mereka selain diri mereka sendiri sehingga menyerang perkumpulan mereka. Dan sesungguhnya Rabbku berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menentukan takdir tidak bisa dirubah, sesungguhnya Aku memberikan untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh kekeringan menyeluruh dan Aku tidak akan memberi kuasa musuh untuk menyerang mereka selain diri mereka sendiri lalu mereka menyerang perkumpulan mereka, walaupun musuh mengeepung mereka dari segala penjurunya, hingga akhirnya sebagian dari mereka (umatmu) membinasakan sebagaian lainnya dan saling menawan satu sama lain.” (HR. Muslim no. 2889)

Dari Sa’ad radhiallahu anhu dia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang dari tempat yang tinggi hingga saat beliau melintasi masjid Bani Mu’awiah, beliau masuk lalu shalat dua rakaat, dan kami shalat bersama beliau, lalu beliau berdoa lama sekali kepada Rabbnya. Setelah itu beliau menemui kami lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا فَأَعْطَانِي ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا

“Aku meminta tiga (hal) pada Rabbku, Ia mengabulkan dua (hal) dan menolakku satu (hal). Aku meminta Rabbku agar tidak membinasakan ummatku dengan kekeringan, maka Ia mengabulkannya untukku. Aku meminta-Nya agar tidak membinasakan ummatku dengan banjir, maka Ia mengabulkannya untukku. Dan aku meminta-Nya agar tidak menjadikan kehancuran mereka di antara sesama mereka tapi Ia menolaknya.”

Masalah ini termasuk dari tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yaitu tatkala beliau mengabarkan kejadian yang akan menimpa umat ini berupa perpecahan dan peperangan di antara sesama mereka. Dalam dua hadits di atas nampak jelas bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan takdir bagi akhir umat ini. Allah Ta’ala menetapkan bahwa Islam dan para pemeluknya tidak akan binasa dengan kekeringan dan kelaparan sehingga mereka tidak perlu terlalu khawatir dengan kemiskinan karena itu tidak akan membinasakan mereka. Allah juga menetapkan bahwa Islam dan para pemeluknya tidak akan hilang dari muka bumi akibat banjir bandang, karenanya mereka tidak perlu terlalu khawatir akan kehilangan eksistensi di dunia gara-gara bencana alam. Allah Ta’ala juga telah menetapkan bahwa Islam dan kaum muslimin tidak akan pernah dikuasai dan dikalahkan oleh musuh-musuh mereka, walaupun musuh telah mengepung mereka dari berbagai sisi, yang karenanya mereka jangan terlalu memfokuskan perhatian pada musuh-musuh dari luar Islam.

Akan tetapi Allah Ta’ala telah menetapkan bahwa Islam dan kaum muslimin akan hancur akibat perbuatan kaum muslimin itu sendiri. Mereka sendiri yang menyebarkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sehingga mereka sendiri yang akan saling berperang dan membinasakan. Mereka ini adalah orang-orang kafir yang berpakaian Islam dari kalangan orang-orang munafik dan zindik ataukah mereka adalah orang-orang jahil dalam agama yang diperalat oleh orang-orang yang berpenyakit hatinya yang senang jika kaum muslimin berpecah.

Karenanya hendaknya kaum muslimin sadar bahwa musuh yang terbesar bagi mereka adalah musuh dari dalam dan bukan musuh dari luar. Musuh terbesar mereka bukanlah orang kafir dan musyrik yang sudah jelas kekafiran dan kesyirikan mereka. Akan tetapi musuh terbesar mereka adalah orang-orang yang hatinya berpenyakit, yang mencoba menyebar racun-racun kekafiran di tengah-tengah kaum muslimin dari dalam, melalui bid’ah-bid’ah dan pemikiran-pemikiran yang kacau dan bertentangan dengan wahyu yang Allah Ta’ala turunkan.

حديث مرفوع) حَدَّثَنَا حَدَّثَنَا عَارِمٌ ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ ، عَنْ أَيُّوبَ ، عَنْ أَبِي قِلابَةَ ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ ، عَنْ ثَوْبَانَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " زُوِيَ لِيَ الأَرْضُ ، فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا ، وَأَنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا ، وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ : الأَحْمَرَ وَالأَبْيَضَ " ، قَالَ حَمَّادٌ : وَقَالَ مَرَّةً : " فَأَوَّلْتُهُ فَارِسَ وَالرُّومَ ، وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ لأُمَّتِي أَنْ لا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ ، وَأَنْ لا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتبِيحَ بَيْضَتَهُمْ ، وَإِنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، إِذَا قَضَيْتُ أَمْرًا فَإِنَّهُ لا يُرَدُّ ، وَإِنِّي قَدْ أَعْطَيْتُ لأُمَّتِكَ أَنْ لا أُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ ، وَلا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَلَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَيْهِمْ أَقْطَارُهَا ، حَتَّى يَكُونُوا يُهْلِكُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا ، وَبَعْضُهُمْ يُسْبِي بَعْضًا " ، وَحَدَّثَنَا بِهِ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ ، حَدَّثَنِي أَبِي ، عَنْ قَتَادَةَ ، عَنْ أَبِي قِلابَةَ ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ ، عَنْ ثَوْبَانَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ ، بِنَحْوِهِ ، وَذَكَرَ فِي حَدِيثِهِ : " وَلا يَلْبِسَهُمْ شِيَعًا " ، قَالَ الْقَاضِي : وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ وَلا فِي حَدِيثِ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ لأَبِي الأَشْعَثِ ذِكْرٌ فِي هَذَا الْحَدِيثِ ، وَإِنَّمَا ذَكَرَهُ مَعْمَرٌ حَدَّثَنَا بِهِ الرَّمَادِيُّ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ ، عَنْ مَعْمَرٍ ، عَنْ أَيُّوبَ ، عَنْ أَبِي قِلابَةَ ، عَنْ أَبِي الأَشْعَثِ ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ ، عَنْ شَدَّادٍ ، قَالَ الرَّمَادِيُّ : قُلْتُ لِعَبْدِ الرَّزَّاقِ : إِنَّمَا هَذَا عَنْ أَبِي قِلابَةَ ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ ، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ : لأَنْظُرَنَّ فِيهِ ، هُوَ هَكَذَا ، قَالَ الرَّمَادِيُّ : وَهَكَذَا رَوَاهُ ابْنُ الْمُبَارَكِ ، وَمُحَمَّدُ بْنُ ثَوْرٍ ، عَنْ مَعْمَرٍ ، عَنْ أَيُّوبَ بِهَذَا الإِسْنَادِ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ ، وَإِنَّمَا أَخْطَأَ فِيهِ مَعْمَرٌ .

Keterangan dan penjelasan lengkap dalam Kitab FATHUL MUN'IM dan SYARAH IMAM NAWAWI.

-Kitab Syarah Misykatul Mashobih :

( وأعطيت الكنزين : الأحمر والأبيض ) : بدلان مما قبلهما أي : كنز الذهب والفضة . قال التوربشتي : يريد بالأحمر والأبيض خزائن كسرى وقيصر ، وذلك أن الغالب على نقود ممالك كسرى الدنانير ، والغالب على نقود ممالك قيصر الدراهم

Yang dimaksud merah dan putih disitu adalah harta simpanan berupa emas dan perak. At turbusti berkata : Maksudnya merah dan putih adalah harta simpanannya kisro dan kaisar, hal tersebut dikarenakan umumnya uang kerajaan kisro adalah dinar dan uang kerajaan kaisar adalah dirham.

- Kitab 'Aunul Ma'bud :

( الأحمر والأبيض ) : أي الذهب والفضة .

وفي النهاية فالأحمر ملك الشام والأبيض ملك فارس ، وإنما قال لفارس الأبيض لبياض ألوانهم ولأن الغالب على أموالهم الفضة ، كما أن الغالب على ألوان أهل الشام الحمرة وعلى أموالهم الذهب انتهى . قال النووي : المراد بالكنزين الذهب والفضة ، والمراد كنز كسرى وقيصر ملكي العراق والشام

Merah dan putih maksudnya adalah emas dan perak. Dalam kitab nihayah : merah adalah kerajaan syam dan putih adalah kerajaan paris, paris dikatakan putih karena putihnya warna mereka dan karena umumnya harta mereka adalah perak sebagaimana umumnya warna penduduk syam adalah merah dan harta mereka adalah emas. Imam Nawawi berkata : Yang dimaksud merah dan putih adalah emas dan perak, dan maksudnya adalah harta simpanan kisro dan kaisar yaitu dua kerajaan irak dan syam. Wallohu a'lam.

SUMBER laduni.id

Tidak ada komentar:

PENGHARGAAN

SEJARAH PRESIDEN RI

 SEJARAH REPUBLIN INDONESIA LINK YOTYBE SEJARAH INDONESIA i.                      SUKARNO https://www.youtube.com/watch?v=zfADyxco8xc ii.  ...